Minggu, 04 Oktober 2009

Terhadap Harga Ruko, Asosiasi Pedagang Belum Tentukan Sikap

Koperasi Unit Desa (KUD) Utama Kopang, Kecamatan Kopang, Loteng, tengah melakukan pendekatan dengan Asosiasi Pedagang Pasar Kopang. Maksudnya, untuk memberikan masukan terhadap harga jual rumah toko/ruko yang akan dibangun. Namun pendekatan tersebut masih dihindari pihak asosiasi. Alasannya, pembangunan ruko yang dikelola KUD belum ada titik terang. Alasan lain, pihak pemda belum juga memberikan sosialisasi terhadap mereka.
Kendati begitu, KUD telah membagikan selebaran kepada pedagang. Isinya berupa daftar harga jual ruko yang rencananya akan dibangun melalui proyek Pembangunan Pasar Raya Kopang. Tapi belakangan diketahui, konflik internal antara kontraktor dengan KUD, belum juga menemukan ‘hapy ending’.
Melihat realitas ini, pihak asosiasi pedagang belum menentukan sikap. Karena harga jual ruko yang ditawarkan KUD dinilai memberatkan. “Ini belum final, kami belum memberikan kepastian kepada pengelola pembangunan ruko,” papar Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Kopang, Lalu Kamran di Kopang, Sabtu (3/10).
Bagi Kamran sendiri, keputusan ini diambil berdasarkan rapat anggota para pedagang beberapa waktu lalu. Disimpulkan, sambil menunggu legalitas dari asosiasi, pihaknya tengah melakukan koordinasi dengan salah seorang anggota dewan. Karena proyek ini sudah mulai diendus sejumlah anggota dewan dapil Kecamatan Kopang-Janapria.
Dijelaskan Kamran, harga jual ruko memang berpariasi sesuai tipe. Untuk tipe A (90x45 m2) dipatok Rp.98,7 juta. Tipe B (70x40 m2) Rp.65 juta, tipe C (60x40 m2) Rp.60 juta dan tipe C (50x45 m2), dihargakan Rp.47,5 juta. Dari patokan masing-masing harga ini, dibebankan uang muka sebesar 20 persen dengan sistim cicilan. Sedangkan sisa nilai kredit dari harga ruko, bisa diangsur selama 5, 10 dan 15 tahun. “Kita tunggu petunjuk dari dewan, termasuk berkaca pada ruko pasar Renteng,” ungkap Sekretaris Asosiasi Pedagang Kopang, H.Lalu Alan saat rapat anggota berlangsung.
Sementara di tempat terpisah, Ketua KUD Utama Kopang, Lalu Najwa,SH mengemukakan, pihaknya telah memiliki komitmen, termasuk meminta penjelasan pihak kontraktor (PT.TPC), kapan mereka mulai beraktivitas. Kata Najwa, jika perusahaan tersebut belum juga bisa dihubungi, lebih-lebih saat ini perusahaan tersebut berada di Bali, maka Najwa terpaksa menyiapkan investor lain. Saat ini lanjut Najwa, sudah ada dua lembaga yang menyatakan siap berinvestasi. Lembaga tersebut adalah Bank Bukopin dan Muamalat. “Kami tidak akan mempersulit pedagang, justru kami akan membiayai relokasi mereka” katanya sembari memperjelas, biaya yang dimaksud adalah, pedagang yang terkena relokasi, akan diberikan masing-masing Rp.1 juta untuk biaya pindah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar