Orang Kopang menyebutnya "beladukan". Laduk berarti pukul. Mendapat awalan be dan akhiran an = saling pukul, adu pukul. Di tempat lain menyebutnya "Perisaian".Peris berarti hadiah. Permainan suku Sasak ini sebenarnya keduanya populer. Acara digelar pada awal memasuki musimkemarau. Jika salah satu dari pemain mengeluarkan darah di bagian kepala, dia yang kalah dan pertandfa akan segera turun hujan.
Dulang Penamat
Budaya ini sering dilakukan, terutama pada saat acara Perang Topat di Lingsar.Kegiatan berlangsung di Bale Ganjur dalam rangka prosesi Perang Topat.
Gadis Sasak
Busana "lambung" merupakan busana tradisiolal suku Sasak di Lombok.Busana ini sering dipakai wanita (Ibu-Ibu) dalam aktivitas sehari-harinya di daerah Selatan Lombok Tengah. Poto di atas diambil saat ada kegiatan BCB di Praya.
Gendang Beleq
Gambar diambil saat ada iringan penganten sasak di Kopang
Penganten sasak
Gambar diambil saat berlangsungnya acara "sorong serah" sepasang penganten sasak dari Kopang
SELAMAT DATANG
SELAMAT DATANG DAN BERGABUNG BERSAMA BLOG INI. BAGI ANDA KOMUNITAS SASAK, PASTIKAN AGAR ANDA MENGETAHUI KEARIFAN BUDAYANYA. SEMOGA!
Masih Ada Harapan
Dulu waktu muda, aku cuantik loh. Sekarang masih ada sisanya, meskipun gak seberapa.Tapi yang jelas masih ada harapan. Aku masih bisa senyum lebar
Tua-Tua Keladi
Hey...jangan liat pipi lagi kempot. Tapi liat ujung 'rokok' punyaku yang terus menyala. Pipi boleh kempot...tenaga tetap okey!
MEMGHALAU MATAHARI
Di saat apapun, matahari memang sangat diperlukan. namun bagi Ibu ini, matahari dinilainya sangat menggangu aktivitasnya. Apalagi saat berjualan seperti ini. gambar diambil siang hari di Pasar Jelojok-Kopang.
Lalu Pangkat Ali, lahir di sebuah desa yang kata orang disebut sebagai desa wisata; Desa Kopang, Kecamatan Kopang-Lombok Tengah, NTB. Sejak muda, ia memang bercita-cita menjadi wartawan. Kendati bermula berangkat dari wartawan freelance, saat ini dipercayakan sebagai wartawan tetap Harian Umum Nurani Rakyat. Sebelumnya sejumlah tulisannya menyebar di sejumlah media cetak lokal maupun nasional. Lelaki pendiam ini, tetap menjadikan jurnalistik menjadi dunia keduanya. "Idialisnya begitu", katanya. Termasuk mencarti "rizki" di dalamnya. Dengan kehidupan jurnalistiknya, sat ini ia menjadi karyawan tetap/PNS, Humas Pemda Lombok Barat, sekalian merintis tabloid "Perspektif"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar